Rabu, 09 Desember 2009

Ta'lim Al Qur-anil kareem

Buku-buku dan karya tulis yang membahas tentang ilmu menghafal Al Qur-an sangat sulit ditemui dalam bentuk bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penulis merasa antusias dan teliti untuk membuat sebuah buku karena sifatnya yang sangat penting di akhir zaman seperti sekarang ini. Penulisan ini didasarkan pada pendidikan dan bimbingan menghafal Al Qur-an selama beberapa tahun yang dialami langsung oleh penulis.
Pada Bab pertama dalam bukunya ini, penulis menjelaskan tentang pentingnya menjaga keaslian Al Qur-an mulai dari zaman nabi Muhammad SAW sampai sekarang. Orang Arab zaman dulu, banyak yang tidak bisa baca tulis sehingga untuk mengingat kejadian masa lalu sepenuhnya hanya didasarkan pada hafalan. Begitu juga untuk mengingat ucapan Rasulullah yang bisa berupa hadits atau salah satu ayat dalam Al Qur-anul karim. Oleh karena itu, peran seorang hafidz begitu penting dalam urusan ini.
Pada zaman sekarang ini, memang banyak orang yang tidak memiliki ingatan sekuat para sahabat nabi dulu. Hal ini dikarenakan beberapa kendala yang semakin kompleks dari tahun ke tahun. Problematika ini berupa ayat-ayat yang sudah dihafal lupa lagi, banyaknya ayat yang serupa tapi tidak sama, gangguan kejiwaan dan gangguan lingkungan. Problematika ini dibahas dengan sangat rinci dalam buku ini serta disertakan juga beberapa tips untuk mengatasi masalah ini. Semua ini dijelaskan pada bagian kedua
Banyak sekali keutamaan yang diberikan Allah bagi orang yang membaca Al Qur-an. Seperti yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim : “Orang yang mahir membaca Al Qur-an kelak tempatnya bersama-sama para Nabi dan para Rasul. Dan orang yang ada kemauan untuk membaca Al Qur-an tetapi tertegun-tegun (susah lidahnya), kepadanya diberi dua pahala (satu pahala untuk kemaunnya dan satu pahala untuk membacanya).” Begitu besar penghargaan Allah bagi pembaca Al Qur-an. Akan tetapi, waktu untuk membaca Al Qur-an kadang tidak cukup dikarenakan banyaknya urusan dunia. Oleh karena itu, bila seorang muslim menghafal Al Qur-an, akan mudah baginya untuk membaca firman Allah ini kapanpun dan dimanapun.
Pada bagian Ketiga dalam buku ini, dijelaskan metode yang dianjurkan penulis untuk menghafal Al Qur-an. Seorang calon hafidz harus mempunyai niat yang ikhlas, menjauhi sifat-sifat madzmumah, bersedia mengorbankan waktu untuk menghafal dan mengulangi hafalan yang dimiliki agar bisa menghafal Al Qur-an secara sempurna. Penjelasan lebih lanjut tentang metode ini dapat dilihat langsung dalam buku ini yang dibuat secara gamblang dan mudah dipraktekkan.
Pada bagian terakhir, dijelaskan cara memelihara hafalan Al Qur-an menurut hadits dan telah dipraktekkan oleh sahabat nabi. Cara ini juga disertai dengan do’a yang telah dicontohkan nabi juga. Oleh karena itu, tidak sepatutnya seorang muslim merasa putus asa untuk menghafal dan memlihara hafalannya setelah beberapa lama.

1 komentar: